Pada 1950, pengendali pertama diperkenalkan oleh Radio Amerika Serikat (AS) dan pembuat TV Zenith. Perangkat yang diberi nama ‘Lazy Bone’ ini terhubung dengan serangkaian kabel panjang. Menurut Washington Post, kabel ini kemudian terbukti menjadi bahaya keamanan.Tahun 1955 Zenith menghilangkan kabel dan menggantinya dengan teknologi cahaya (Flashmatic), dimana seberkas cahaya/sinar dipancarkan dari modul remote untuk mengendalikan sel photo yang terdapat pada TV. Sayangnya sel foto pada TV kurang bisa mengenali mana cahaya yang datang dari remote dan cahaya yang datang dari sumber lainnya, sehingga terkadang ketika ada terkena lampu ruangan/sinar matahari, saluran ato volume pada TV dapat berpindah dengan sendirinya.Tahun depannya, pada 1956, Zenith kembali memperkenalkan pengendali TV terbarunya, ‘Space Commander’. Alat inilah yang hingga kini disebut-sebut sebagai pengendali TV nirkabel pertama. Saat pengguna mengklik tombol yang ada pada pengendali ini, perangkat akan otomatis mengirim suara berfrekuensi tinggi yang hanya dikenali TV. Keunggulan lainnya, alat ini tak membutuhkan baterai.Tahun 1956 Robert Adler mengembangkan teknologi baru dengan gelombang ultrasonik (Space commands). Pada modul remote terdapat piezoelektrik penghasil gelombang ultrasonik, sedangkan pada TV tertanam mikrofon yang telah di tune pada frekuensi yang sama. Banyak keluhan dari konsumen bahwa gelombang yang dihasilkan dari remote tersebut mengganggu binatang peliharaan terutama anjing. Kemudian saluran atau volume dapat berpindah sendiri bila ada frekuensi dari alat lain yang senada dengan frekuensi pada TV. Pada dasarnya teknologi ini rentan akan interferensi frekuensi.
Penggunaan remote control semakin rumit ketika pada tahun 1970 BBC memperkenalkan moda teletext dengan merk dagang Ceefax pada dunia siaran komersial TV. Teletext membutuhkan teknologi yang dapat menginput data biner pada TV, tidak hanya pemindahan saluran dan volume seperti halnya remote TV terdahulu. Kita di Indonesia juga sempat mengenal teletext pada medio 90-an namun tidak berlangsung lama. Sistem awal Ceefax teletext sendiri masih bergantung pada kabel karena saat itu belum ada teknolgi nirkabel yang mumpuni bagi moda teletext.
Baru pada 1977, ITT mengembangkan teknologi remote control menggunakan sinar infra merah. Sistem ini masih terus digunakan sampai saat ini dan ITT protocol menjadi sistem standar bagi penggunaan bentuk telekomunikasi yang menggunakan sinar inframerah.
Di era 1970, tombol ‘klik’ yang ada di balik ‘Space Commander’ masih bertahan, dengan teknologi yang makin ‘cantik’. Kemampuannya ternyata cukup diakui, sehingga pada 1990, Zenith dibeli perusahaan asal Korea Selatan, LG. Kemudian, pada 1980, perusahaan asal Kanada Viewstar mulai mengembangkan pengendali inframerah pertama. Perangkat ini memungkinkan banyak pesan bisa dikirim ke TV. Inilah awal pengendali TV memiliki banyak tombol.
Pengendali inframerah pun segera menjadi standar untuk TV, Hi-Fi stereo dan gadget lain. Selain itu, perangkat inilah yang menjadi inspirasi iklan pada era 1980an. Pada 1985, ditemukan masalah pada pengendali inframerah, yakni bahwa perangkat ini hanya bisa digunakan untuk satu TV. Terkait hal tersebut, Magnavox merilis pengendali yang mampu bekerja dengan TV-nya sendiri dan TV dari pesaing. Perusahaan asal AS ini sebelumnya terkenal setelah memperkenalkan konsol video game rumah Odyssey pada 1972. Pada 1974, perusahaan ini dibeli Philips, perusahaan asal Belanda.
Perkembangan pengendali TV tidak berhenti sampai disini. Pada 1987, Steve Wozniak dari Apple melakukan gebrakan. Perusahaan miliknya, CL 9, membuat pengendali universal yang diberi nama ‘CORE’. Alat ini mampu berinteraksi dengan banyak perangkat. Namun, sayang, ketika itu CORE terlalu sulit digunakan banyak orang, sehingga sukses besar gagal diraih, adahal, pada era 2000, setelah kegagalan CORE, pengendali TV universal justru makin mudah dijumpai dan digunakan. Setelah meluncurkan iPhone pada 2007, sejumlah aplikasi dibuat untuk mengubah perangkat ini menjadi pengendali TV. Karena iPhone tak memiliki inframerah, maka sebagian besar aplikasi tergantung pada alat tambahan.
Pada 2010, terinspirasi Nintendo Wii dan generasi baru TV ‘pintar’ yang memiliki banyak menu pada layarnya, pengendali TVB menjadi makin gesit. Tahun lalu, LG mengumumkan jajaran TV barunya yang akan disertai ‘tongkat sihir’. Alat ini memungkinkan pengguna menunjuk pada titik berbeda di layar cukup dengan melambaikannya.