Ada beberapa rumah peninggalan jaman dulu yang tidak boleh kita lupakan.Berikut beberapa rumah yang bersejarah di Indonesia:
1.Rumah Jenderal AH Nasution
Terletak di Jalan Teuku Umar Nomor 40, Menteng, Jakarta Pusat, rumah ini sempat menjadi saksi bisu peristiwa kelabu G 30 S/PKI 45 tahun silam. Pada penghujung 2008, rumah dengan sejarah berlapis ini diresmikan oleh Presiden SBY sebagai Museum Sasmitaloka Jenderal Besar DR Abdul Haris Nasution.
Bekas kediaman resmi Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution ini boleh dibilang mengadopsi gaya bangunan tropis yang banyak dibangun sejak zaman kolonialis Belanda. Berlapis lantai marmer dengan corak khas, bangunan ini masih mempertahankan kaca patri di pintu bangunan utama.
Bangunan ini memiliki tiga ruangan utama yang kini telah bertransformasi menjadi ruang visual bagi pengunjung museum. Di antaranya, kamar tidur milik sang jenderal yang pintunya sempat diberondong pasukan G 30 S/PKI, dan ruang koleksi senjata.
Di bagian belakang rumah, terdapat halaman luas yang digunakan sebagai garasi kendaraan. Terdapat pula paviliun di sebelah kanan rumah. Paviliun ini dahulu merupakan tempat tinggal para ajudan, salah satunya adalah Kapten Pierre Tendean yang menjadi korban G 30 S/PKI.
Berbagai perabotan dan perlengkapan yang tersimpan di rumah ini memang masih kental dengan nilai otentik sejarah yang menaunginya, salah satunya adalah seperangkat meja kerja yang digunakan sang jenderal sehari-hari.
2.Rumah Jenderal Ahmad Yani
Bangunan yang berada di Jalan Lembang Nomor 58 D, Menteng, Jakarta Pusat, ini menjelma menjadi Museum Sasmita Loka. Bangunan ini merupakan salah satu di kawasan elit Menteng yang masih mengadopsi gaya art deco dengan ciri khusus pada ventilasi lebar.
Di dalamnya, beberapa barang milik keluarga Jenderal Ahmad Yani masih bisa kita lihat dengan utuh. Terbagi dalam beberapa ruangan seperti kamar tidur, kamar kerja, dan kamar untuk ajudan di bagian belakang rumah.
3. Rumah Laksamana Maeda - Menteng, Jakarta
Nama Laksamana Muda Maeda Tadashi dikenang sebagai salah satu tokoh yang ikut dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Rumahnya yang megah dengan arsitektur art-deco di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta menjadi saksi bisu lahirnya naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Kini di rumah berhalaman luas itu kita masih bisa menemukan beberapa peninggalan peristiwa penting yang terjadi pada malam hari tanggal 16 Agustus 1945 hingga subuh tanggal 17 Agustus 1945. Salah satunya adalah piano tua yang tergolek tidak jauh dari pintu depan.
Seperangkat kursi serta meja yang pernah diduduki para Bapak Bangsa juga masih dapat dinikmati utuh. Bangunan berlantai dua itu memiliki balkon yang menghadap Taman Suropati.
4. Tjong A Fie Mansion - Medan
Rumah ini dibuka untuk publik pada 18 Juni 2009 demi memperingati ulang tahun ke-150 sang empu rumah, Tjong A Fie. Namanya memang tak asing lagi sebagai salah satu taipan kaya raya di zamannya.
Meninggal pada tahun 1921, Tjong A Fie mewariskan rumah bergaya arsitektur Cina kental di kawasan Kesawan, Medan yang sebagian interiornya masih terjaga hingga kini.
Untuk yang penasaran dengan sejarah panjang kehidupan taipan berdarah Tionghoa ini, rumah besar ini memuat segala foto serta perabotan yang nilai otentiknya masih terjaga. Mulai dari seperangkat meja makan dan bangku kayunya hingga tempat tidur yang pernah dipakai sang taipan.
Kentalnya budaya Eropa dalam bangunan yang berusia ratusan tahun ini dapat terlihat saat kita melangkah menuju lantai kedua dimana terdapat ruangan besar berukuran 15 X 7 meter. Dulu ballroom berlantaikan kayu ini merupakan tempat berdansa ketika sang tuan rumah membuat perhelatan.
5. Rumah Lengkong - Serpong, Tanggerang
Terhimpit di antara banyaknya bangunan modern di dalam kawasan Serpong, Tanggerang, sebuah rumah bergaya Betawi berdiri dengan tegak. Rumah itu merupakan salah satu peninggalan sejarah ketika berlangsung "Peristiwa Lengkong" pada 25 Januari 1946.
Di tempat ini Mayor Daan Mogot yang kini namanya telah diabadikan sebagai nama jalan penghubung antara wilayah Jakarta Barat dengan Tangerang ini gugur sebagai pahlawan bangsa saat hendak menumpas penjajah Jepang dalam proses gencatan senjata yang memilukan.
Dahulu, rumah ini merupakan gudang penyimpanan senjata pasukan Jepang. Konon desain arsitektur rumah ini tidak banyak perubahan, didominasi dengan cat putih dengan aksen hijau, kini di dalamnya bila sedang diperingati Peristiwa Lengkong dindingnya akan dihiasi oleh sejumlah foto perjuangan.
Dan masih banyak lagi rumah-rumah bersejarah lainnya.
Dan masih banyak lagi rumah-rumah bersejarah lainnya.